Ulasan Pasar 04 Mei 2015
Amerika Serikat: Data perekonomian Amerika Serikat pada pekan lalu cenderung mixed. Data klaim pengangguran tercatat 262.000, lebih baik dibanding konsensus 290.000. Data pertumbuhan ekonomi AS 1Q15 tercatat tumbuh 0.2%qoq, di bawah konsensus 1%qoq dan melambat dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 2.2%qoq. Consumer confidence index tercatat di level 95.2, di bawah konsensus yang memperkirakan di level 102.2.
Zona Eropa: Dari wilayah Eropa, estimasi laju inflasi zona tersebut tercatat sebesar 0%mom, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar -0.1%. Tingkat pengangguran bulan Maret tetap di level 11.3%, melebihi konsensusnya 11.2%. Consumer confidence index tetap di level -4.6, inline dengan konsensusnya. Sementara itu, dari wilayah Asia, PMI manufacturing China versi HSBC tercatat sebesar 48.9, di bawah konsensusnya 49.4.
Indonesia: Dari dalam negeri, laju inflasi Indonesia di bulan April tercatat sebesar 0.36%mom/6.79%yoy, sedikit di bawah konsensusnya yang memperkirakan sebesar 0.38%mom/6.80%yoy. Laju inflasi di bulan April tersebut lebih tinggi dibandingkan laju inflasi bulan Maret yang sebesar 0.17%mom/6.38%yoy. Sementara itu, data PMI manufacturing versi HSBC tercatat sebesar 46.7, melebihi konsensusnya 46.4.
Market View: Pasar keuangan tertekan sepanjang minggu kemarin dipicu oleh antisipasi laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan diterbitkan minggu ini. Pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di bawah level 5%. Nilai tukar Rupiah, bergerak di level 12,850-13,000. Sedangkan imbal hasil SUN dengan tenor 10 tahun di level 7.6%.
Laporan penjualan semen, kendaraan, dan penjualan retail secara yoy masih lemah menghasilkan laba yang kurang baik bagi perusahaan yang listed di pasar Indonesia. Meskipun, kuartal pertama sering dilihat sebagai kuartal yang lemah secara musiman.
Nilai tukar Rupiah, masih terjaga dan dalam seminggu terakhir telah diperdagangkan di bawah level 13,000. Hal ini kemungkinan terjadi karena ekspektasi Current Account Defisit yang masih lebih baik.
Konsensus memperkirakan GDP sebesar 4.9% untuk kuartal pertama tahun ini. Untuk tahun 2015 BI sendiri memprediksi pertumbuhan sebesar 5.4% dan pemerintah memperkirakan pertumbuhan sebesar 5.7%. Untuk kuartal pertama, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi “sekitar” 5%.
Pasar obligasi masih melemah menysusul kekhawatiran penerimaan negara yang di bawah ekspektasi. Penerimaan pajak pemerintah yang masih di bawah target, bisa menjadikan potensi penerbitan obligasi pemerintah, meski sampai saat ini pemerintah masih menyangkal rencana penerbitan obligasi yang lebih besar.
Pasar saham terlihat kecewa terhadap kinerja emiten untuk kuartal pertama 2015 ini yang mengindikasikan pertumbuhan yang lebih lambat. Hal ini akan memberikan pengaruh untuk target pertumbuhan laba FY15 yang saat ini diperkirakan naik sebesar 12-15%. IHSG diperdagangkan 15.3x P/E ratio untuk tahun 2015. Valuasi pasar ASEAN rata-rata di level 15.7x.
DISCLAIMER :
INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN MASA DATANG.